Yayasan Baitul Yatama Lampung Menerima serta Menyalurkan Zakat, Infaq Sedakah dan Wakaf

HIkmah Kegagalan


Hikmah kegagalan dalam Islam:

1- Ingatlah, di balik kegagalan pasti ada kesuksesan.
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy Syarh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy Syarh: 6).

Qotadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan,
لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.
(Dikeluarkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari dalam kitab tafsirnya. Lihat Tafsir Ath Thobari, 24: 496, Dar Hijr)

2- Yakinlah pahala besar di balik kesabaran yaitu surga.
Ingatlah janji Allah,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS.AzZumar:10)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.  … …”.(QS.Al-Baqarah(2):286).

3- Yakinilah takdir Allah dan setiap takdir Allah pasti ada hikmahnya.
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ (115) فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ (116)
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116)

4- Ucapkanlah “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un. Allahumma'jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa”, pasti ada ganti yang lebih baik
Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un. Allahumma'jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do'a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” (HR. Muslim)

5- Ketahuilah, manusia memang akan selalu diuji, sesuai dengan tingkatan iman
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi)

6- Hadapilah kegagalan dengan bersabar.
'Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
الصَّبْرُ مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَبْرَ لَهُ.
Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.” (Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu 'Abdil Barr, hal. 250, Mawqi' Al Waroq)
Yang dimaksud dengan bersabar adalah menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah serta menahan anggota badan dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan merobek baju. (Lihat ‘Uddatush Shobirin wa Zakhirotusy Syakirin,  hal. 10)

5 Hikmah dibalik kegagalan.

Hidup, tak selamanya berlangsung seperti yang kita kehendaki. Terkadang usaha yang kita jalankan berujung dengan kegagalan, meskipun segala upaya dan kemampuan telah kita keraqhkan sepenuhnya. Kondisi ini bisa jadi membuat kita panik dan tersurut dalam penyesalan sehingga kapok untuk berbuat kembali karena di hantui ketakutan akan kejadian serupa di masa mendatang.

Padahal, jika kita bijak dalam menyikapinya, ada banyak hikmah di balik kegagalan tersebut yang dapat dijadikan pelajaran untuk berbuat yang lebih baik di kemudian hari.

Apa saja hikmah di balik kegagalan tersebut?
1.    Kegagalan adalah nutrisi untuk mental dan rohani kita
Kegagalan itu akan menempa mental. Ketika kita mengalaminya, tidak sedikit orang yang bersorak dan menertawai. Di sinilah mental kita diuji, sanggupkah kita menghadapinya dengan kepala tegak? Jika kita memiliki mental baja, maka ejekan tersebut menjadi cambuk motivasi untuk bangkit dan berbuat yang lebih baik.
2.    Sebagai bahan pembelajaran
Sebuah kegagalan terjadi akibat adanya kesalahan penanganan. Setidaknya, hal yang sama tidak akan terulang di kemudian hari jika kita mampu menemukan akar penyebabnya dan mencari solusinya.
3.    Mendekatkan diri dengan Tuhan
Dengan adanya kegagalan demi kegagalan, manusia akan lebih rendah hati dan jauh dari kesombongan serta lebih sering mengingat dan berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk memohon ridha dan petunjuk-Nya.
4.    Sebagai bumbu kehidupan
Sebuah kesuksesan akan terasa hambar dan biasa saja jika dialami oleh orang yang tidak pernah merasakan pahitnya kegagalan. Kita tidak mungkin mengetahui manisnya sesuatu tanpa pernah mencicipi sesuatu yang pahit. Tengoklah orang-orang sukses, mereka lebih bangga menceritakan masa-masa pahit perjuangan mereka ketimbang kesuksesan yang telah mereka raih.
5.    Memacu kreatifitas
Kegagalan yang menimpa kita akan memaksa kita untuk memutar otak agar bisa bangkit kembali. Tak jarang potensi yang kita miliki baru kita sadari saat tersudut oleh keadaan.
So, kegagalan tak pantas untuk kita tangisi atau hindari. Percayalah, tak seorang pun yang akan datang menolong, Tuhan pun tak akan campur tangan sebelum kita sendiri berusaha untuk bangkit.

5 Langkah menyikapi kegagalan.
Hidup yang kita jalani, tak selamanya seperti yang kita kehendaki. Terkadang, kita mendapatkan hasil nihil justru ketika kita telah mengerahkan segala upaya dan kekuatan kita. Bukannya mendapat untung, malah aset yang kita miliki terkuras karenanya. Tak pelak lagi, situasi ini akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam dan berpeluang menyeret kita ke dalam arus stress dan depresi. Lantas, bagaimana sebaiknya menghadapi situasi seperti ini?
Pelajari penyebabnya
Segala sesuatu yang terjadi pastilah memiliki penyebab. Sebuah bola memantul ke arah tertentu yang ditentukan oleh 3 hal : bolanya, cara bola tersebut dilempar, dan permukaan yang terkena oleh bola tersebut.
Jika Anda menemui hambatan, jangan membuang keseluruhan proyek Anda. Ambil nafas dan refresh kondisi mental Anda. Bersantailah sejenak (dengar musik,  main game atau jalan-jalan) sebelum melanjutkan usaha Anda. 

Kritik diri Anda secara konstruktif
Selidiki kesalahan dan kekurangan yang Anda miliki, lalu perbaiki. Jangan melarikan diri dari kekurangan. Banyak orang yang begitu terbiasa dengan dirinya sehingga lalai untuk menggali potensi diri serta enggan untuk memperbaiki diri.

Berhenti menyalahkan nasib dan orang lain
Menyalahkan nasib tidak akan pernah mengantar anda ke tujuan anda. Malah sebaliknya, ia akan menghentikan langkah Anda sehingga Anda tidak pernah sampai ke tujuan Anda. Anda juga tidak akan mendapatkan apa-apa dengan membuktikan bahwa orang lain salah. Dengan menyalahkan orang lain, Anda hanya memperlemah kekuatan Anda. Sebab kemungkinan besar orang yang Anda salahkan serta orang-orang yang tidak setuju dengan Anda akan meninggalkan Anda.

Gabungkan ketekunan dengan eksprimen
Banyak orang yang menjalani hidup dengan ketekunan dan ambisi yang luar biasa. Tetapi mereka gagal mencapai apa yang diinginkan hanya karena enggan untuk bereksprimen dengan pendekatan-pendekatan baru. Jika Anda menemui jalan buntu, jangan memaksa untuk menerobos tembok penghalang. Memutar baliklah dan cari jalan lain.

Lihat sisi positifnya
Terkadang sebuah kegagalan justru menjadi penyelamat dari kegagalan yang lebih besar. Setiap situasi yang terjadi pasti memiliki sisi positif. Galilah sisi positifnya, lalu tersenyum. Dengan demikian Anda tidak akan larut dalam kesedihan akibat kegagalan tersebut.

Hal terbaik yang bisa kita lakukan setelah jatuh adalah bangkit kembali.Dengan kelima langkah tersebut, rancanglah langkah anda ke depan.Dengan mempelajari kesalahan sebelumnya, paling tidak kita sudah meminimalkan resiko kegagalan yang sama ke depannya.



Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan.

SOICHIRO HONDA (Pendiri HONDA)
 “Sukses adalah hasil 1% yang berasal dari 99% kegagalan.”

ARNOLD PALMER (Pegolf Kaliber Dunia)
 “Bila Anda berpikir akan kalah, Anda sudah pasti kalah.”

Kelemahan Anda hanyalah sementara, karena Anda sedang memperkuatnya; tetapi bila Anda jadikan alasan bagi kurang baiknya hasil, kelemahan itu menjadi permanen.

Tidak ada kata gagal, yang ada hanya sukses atau belajar

ALBERT EINSTEN (Tokoh Penemu)
“Di mana ada keruwetan, kita bisa menemukan hal-hal simple. Di antara pertentangan, carilah harmoni. Dan ditengah kesulitan, selalu ada peluang.”

MICHAEL JORDAN (Pemain Legendaris NBA)
“Lebih dari 9.000 kali saya gagal memasukkan bola sepanjang karir saya. Hampir di 30 pertandingan saya mengalami kekalahan. Dalam 26 kesempatan saya telah dipercaya untuk memasukkan bola guna memastikan kemenangan, tapi saya gagal. Saya berulang kali mengalami kegagalan dalam kehidupan. Tapi justru itulah sebabnya mengapa saya menjadi orang yang berhasil.”

JAKE BURTON (Pengusaha)
 “Ketika baru memulai usaha ini, saya harus bertugas jaga stand sendirian di sebuah pameran dagang. Ketika akhirnya ada seseorang mendekati, saya berpikir ‘ini dia calon pembeli saya’. Tahu-tahu, dia cuma menanyakan arah ke toilet. Hal yang paling membanggakan dan mengapa perusahaan saya bertahan adalah ketangguhan dalam melalui masa-masa berat.”

SIR EDMUND HILLARY (Orang Pertama di dunia yang menaklukkan Puncak Mount Everest, Himalaya)
 “Ternyata bukan gunung yang harus kita taklukkan, melainkan diri kita sendiri.”

WILLIAM ARTHUR WARD (Jurnalis)
 “Pendaki gunung berpengalaman tidak akan gentar melihat betapa terjal gunung yang akan didakinya. Gunung itu justru member inspirasi baginya. Juara bertahan tidak takut menghadapi tantangan, ia justru merasa tertantang. Gunung ada untuk ditaklukkan, tantangan ada untuk dikalahkan. Lebih baik meguasai sebuah puncak gunung daripada  cuma berputar-putar di ribuan kaki bukit.”

WARRENT BUFFET
 “Saya tak ingin melompat tujuh anak tangga sekaligus. Yang saya lakukan adalah naik satu demi satu anak tangga.”
Copyright © 2013 x. Powered by Ruslan.