ZAKAT
Dalam pengertian bahasa, kata zakat
(dalam bahasa Arab zakâh, dari kata kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau
‘pengembangan’. Dari pengertian ini, harta seseorang yang telah dikeluarkan
zakatnya menjadi bersih, karena tidak ada lagi “kotoran” yang sebenarnya bukan
miliknya. Jiwa orang yang mengeluarkannya pun menjadi bersih. Dari pengertian
ini pula, harta yang dikeluarkan zakatnya pada hakikatnya tidak berkurang,
justru akan tumbuh berkembang. Belum pernah ada cerita orang menjadi miskin
gara-gara mengeluarkan zakat. Dalam pengertian istilah agama, zakat adalah
“mengeluarkan kadar tertentu dari harta benda yang sifatnya wajib dan setelah
memenuhi syarat-syarat tertentu”. Kadar tertentu, misalnya, 2,5% (untuk zakat
mal/zakat harta, zakat emas, zakat perak), 20% (untuk zakat barang temuan), 5%
atau 10% (untuk zakat pertanian, tergantung tingkat kesulitan pengairannya),
dan lain-lain. Sedangkan syarat tertentu adalah, misalnya, telah mencapai batas
minimum (disebut nisab), dan telah dimiliki satu tahun, dan sebagainya. Sekali
lagi, zakat sifatnya wajib.
SEDEKAH
Dari segi bahasa
berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk nomina verbanya ash-shidq yang
berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak
lima kali dalam bentuk tunggal dan tujuh kali dalam bentuk jamak—kesemuanya
dalam konteks pengeluaran harta benda secara ikhlas. Sedekah sifatnya tidak
wajib, melainkan sunnah, sangat dianjurkan. Tetapi, meski demikian, kata
sedekah juga terkadang digunakan oleh al-Qur’an untuk makna pengeluaran harta
yang wajib. Surah at-Taubah ayat 103 memerintahkan Nabi saw. mengambil zakat
harta dari mereka yang memenuhi syarat-syarat. Demikian juga surah at-Taubah
ayat 60 yang berbicara tentang mereka yang berhak menerima zakat dengan menggunakan
kata (shadaqah) sedekah dalam arti zakat wajib. INFAQ (bahasa Arabnya:
infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti ‘membelanjakan harta, uang, ataupun
bentuk kekayaan yang lain, yang bersifat wajib maupun yang bukan wajib’.
WAKAF
Wakaf, dari segi bahasa,
berarti ‘menghentikan’ atau ‘menahan’. Maksudnya adalah membekukan hak milik
terhadap harta untuk suatu manfaat tertentu, biasanya untuk kepentingan umum.
Harta yang diwakafkan tidak boleh habis, tidak boleh dijual. Penggunaannya pun
harus sesuai dengan niat pemberi wakaf (wakif). Pahala wakaf jauh lebih besar
dan lebih langgeng daripada infak atau sedekah, karena akan terus mengalir
kepada wakif walaupu ia sudah meninggal dunia selama harta itu masih
dimanfaatkan.
http://rumahtahfidzcintarasul.blogspot.com/2012/10/pengertian-zakat-infaq-sedekah-dan.html
http://rumahtahfidzcintarasul.blogspot.com/2012/10/pengertian-zakat-infaq-sedekah-dan.html